Senin, 02 Mei 2011

Perdagangan Penyu di Kepri Masih Marak

Perdagangan telur dan daging penyu masih marak di Kepulauan Riau. Salah satu jalur perdagangan yang volumenya besar diduga kuat melalui Kalimantan Barat untuk dikirim ke Malaysia. Populasi satwa langka yang dilindungi hukum itu pun dari tahun ke tahun terus merosot.

Jasman (45), anggota kelompok masyarakat konservasi penyu laut di Pulau Mangkai, Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau (Kepri), Senin (2/5/2011), menyatakan, populasi penyu terus anjlok. Salah satu indikatornya adalah berkurangnya jumlah penyu yang bertelur setiap tahunnya di habitat bertelur penyu di Kepulauan Anambas seperti Pulau Mangkai, Pahat, dan Durai.

Sebelum tahun 1990-an, setiap musim bertelur mulai Juli sampai dengan September, rata-rata 40 ekor penyu bertelur di pantai tersebut per malam. Kemudian, jumlahnya berangsur-angsur merosot. Kini, penyu yang bertelur paling banyak lima ekor per malam. Bahkan tak jarang nihil sama sekali.

Kepala Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pontianak, Bambang Nugroho, menyatakan, anjloknya populasi penyu salah satunya disebabkan masih maraknya perdagangan telur penyu dan daging penyu. Jalur perdagangan yang volumenya tinggi adalah melalui Kalimantan Barat untuk diselundupkan ke Malaysia.

Kasus terakhir yang terungkap adalah penyelundupan 3.405 telur penyu menggunakan truk di daerah perbatasan di Jagoibabang, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, Jumat (16/4/2011) malam. Telur penyu dikemas dalam enam kardus dan ditaruh di bawah tumpukan mangga muda di bak truk.

Rencananya, telur penyu itu akan dibawa ke Serikin, Malaysia, untuk dikonsumsi. Penyelundupan digagalkan oleh petugas Pos Pengawasan PSDKP dan Pos Libas 641 Beruang saat melakukan operasi rutin di daerah perbatasan.

Dari hasil pemeriksaan sementara, Bambang melanjutkan, diduga kuat telur penyu berasal dari Kepri yang dibawa menggunakan kapal ke Pelabuhan Pemangkat, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Telur penyu kemudian di angkut menggunakan truk ke Jagoibabang.

"Pengawasan penyelundupan telur dan daging penyu ke Malaysia memang agak sulit dilakukan karena banyak nya jalur tikus di Kalimantan Barat," kata Bambang.

Di samping penyelundupan ke Malaysia, perdagangan telur penyu juga masih berlangsung di Kepri. Salah satunya di Pasar Baru di Kota Tanjung Pinang yang dilakukan secara terang-terangan.

Gubernur Kepri Muhammad Sani di Kepulauan Anambas mengakui, perdagangan telur dan daging penyu masih terjadi. Namun volumenya d isebut mengecil seiring meningkatnya pengamanan aparat di jalur-jalur perdagangan.

Upaya pelestarian penyu oleh Pemerintah Provinsi Kepri, menurut Sani, mulai dilakukan dengan cara penangkaran. Pada tahap awal, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepri telah membentuk tiga kelompok masyarakat konservasi penyu laut di Pulau Mangkai di Kepulauan Anambas.

Target awal, 12.500 ekor penyu laut hasil penangkaran akan dilepas. Rencana pelepasannya, 5.000 ekor di Pulau Mangkai dan Sekatung, 5.000 ekor di Pulau Senoa, dan 2.500 ekor di Pulau Karimun.

Berdasarkan situs Wikipedia, di dunia saat ini hanya ada tujuh jenis penyu yang masih bertahan, yakni penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu Kemp's ridley (Lepidochelys kempi), penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu pipih (Natator depressus), dan penyu tempayan (Caretta caretta).

Kecuali penyu Kemp's ridley, semua jenis penyu tercatat pernah ditemukan di perairan Indonesia. Akibat perburuan manusia dan faktor alam, penyu terancam penuh sehingga satwa itu dilindungi hukum Indonesia maupun hukum internasional.

sumber kompas