Rabu, 09 November 2011

Dua Armada Baru Kapal Perintis Natuna

Bupati Natuna Ilyas Sabli menyebutkan, tahun 2012 mendatang akan ada dua kapal perintis yang akan melayani rute kecamatan kepulauan. Pengoperasian dua kapal ini untuk mengatasi sulitnya transportasi penyeberangan laut antar kecamatan di Natuna yang terjadi sekarang ini.

Dua kapal tersebut, kata Ilyas, akan dibagi dua rute. Satu kapal melayani rute Ranai, Pulau Tiga, Midai, Serasan, Kalimantan dan kembali ke Ranai. Sedangkan kapal yang kedua akan melayani rute dari Ranai menuju Sedanau, Pulau Laut, Kelarik, Tanjungpinang atau Batam dan kembali lagi ke Ranai.

" Kalau usulan ini disetujui pihak DPRD, tahun 2012 nanti bisa dipastikan dua kapal perintis akan melayani transportasi laut antar kecamatan. Satu rute menuju ke Kalimantan dan satu kapal dengan rutenya menuju Tanjungpinang. Dan, saya mohon dukungan semua masyarakat." kata Ilyas belum lama ini.

Dua kapal perintis tersebut, lanjut Ilyas, bukan pemerintah Kabupaten Natuna yang membelinya. Tetapi oleh pemerintah daerah akan melakukan lelang trayek dengan rute berbeda. Adapun kapasitas kapal perintis tersebut minimal mampu mengangkut 1000 ton.

Menurut Ilyas, lelang proyek lebih efektif dibanding harus membeli kapal. Karena, akan memberatkan anggaran belanja daerah dengan biaya rutin untuk operasional kapal. Rencananya, perencanaan lelang tersebut diusulkan pada APBD Natuna tahun 2012.

" Berapa dana yang akan dianggarkan untuk lelang trayek belum ditentukan. Tetapi tetap kita usulkan di APBD murni nanti (2012). Sedangkan alasan kenapa kita tidak membeli kapal tetapi memilih lelang trayek, kita berkaca kepada pengalaman yang sudah, dimana kita punya kapal feri Natuna Bahari yang biaya operasionalnya cukup besar. Sehingga kapal tersebut kini tidak lagi di operasikan," kata Ilyas.

Ilyas berharap, dengan beroperasinya dua kapal perintis tersebut nantinya bisa mempermudah akses masyarakat antar kecamatan untuk ke luar dari dan ke Natuna. " Terlebih bisa mengangkut hasil pertanian masyarakat untuk dipasarkan ke kabupaten atau ke luar Natuna seperti Pontianak dan Tanjungpinang," pungkasnya.

Bendungan Tapau Terbengkalai

Pantauan di lapangan, kondisi bendungan yang dibangun sekitar 2002 lalu ini dikerjakan oleh PT Waskita Karya cukup memperihatinkan. Pagar pembatas bagian bawah sudah ada yang roboh. Banyak kayu kering melintang di pintu bendungan. Saluran irigasi tidak terawat sehingga banyak bagian pinggir aliran yang runtuh sehingga terjadi penyumbatan.

Warga Desa Air Lengit, Kecamatan Bunguran Tengah meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna bisa memanfaatkan bendungan tapau sebagai objek wisata lokal dan jangan dibiarkan terbengkalai begitu saja.

"Kalau melihat kondisinya saat ini cukup memperihatinkan dan sudah lama tidak ada perawatan sehingga bangunan infrastruktur bendungan sudah banyak yang retak. Bahkan bagian pintu pengatur air sudah berkarat akibat tidak pernah diberi pelumas," kata Sulaiman, warga Desa Air Lengit.

Kata Sulaiman, sejak bendungan itu dibangun, namun tidak dirawat dan dibiarkan begitu saja. Bendungan itu akhirnya digunakan warga sebagai tempat pemancingan ikan dan rekreasi.

Menurut Sulaiman, sesuai rencana bendungan tapau itu akan digunakan sebagai alat untuk pengairan persawahan di wilayah Kecamatan Bunguran Tengah. Namun lahan persawahan di Desa Air Lengit rata-rata keberadaannya jauh dari aliran irigasi yang dibuat oleh pemerintah. Sehingga hanya sebagian lahan persawahan saja yang bisa menikmati saluran irigasi, itu pun tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal.

"Mendingan, bendungan tapau itu dijadikan lokasi wisata lokal saja. Dengan cara dibersihkan dan di poles supaya wisatawan lokal bisa memakai bendungan itu sebagai lokasi pemancingan," sarannya.

Lomba Takbir dan Pukul Beduk Natuna

Lomba yang diselenggarakan Kecamatan Bunguran Tengah itu bertujuan untuk mensiarkan Islam sekaligus mempererat tali silaturahmi antar sesama umat muslim di daerah ini.

Camat Bunguran Tengah H. Ismail Sitam menyebutkan, awalnya pihaknya ingin mengadakan acara takbir keliling khusus di ikuti masyarakat kecamatan Bunguran Tengah saja. Tapi karena musim penghujan, rencana tersebut dialihkan menjadi perlombaan.

" Jika semua hadir maka peserta mencapai 20 orang. Mereka berasal dari perwakilan Surau dan Masjid di Kecamatan Bunguran Tengah. Tetapi kemarin malam, yang ikut hanya
enam peserta, mewakili Surau dan Masjid di Desa Harapan Jaya, Desa Tapau dan Desa Air Lengit," ujar Ismail yang ditemui di sela acara.

Menurut Ismail, dalam perlombaan baca takbir dan pukul beduk itu penilaian tertinggi difokuskan pada pembacaan takbir. Karena dengan melafazkan takbir secara baik dan benar akan menghasilkan suara yang merdu, ditambah peserta yang membaca dan yang mendengarkan akan mendapat pahala dari Allah, SWT.

" Kita menilai 70 persen pada bacaan takbir, 30 persen pada tabu beduk," katanya.

Kedepan, lomba takbir dan tabu beduk mesti digelar kembali, terutama pada perayaan acara hari besar Islam seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Tujuannya, supaya bacaan takbir terus berkumandang di kalangan masyarakat, khususnya pemuda dan pemudi muslim.

" Membaca takbir memang mudah, namun membaca dengan penuh penghayatan dan perasaan itu lebih baik. Dan saya berharap kedepan generasi muda Islam bisa mejadi penggerak pada acara-acara seperti ini," pungkasnya.