Sebagai salah satu provinsi yang berada pada wilayah perbatasan, Kepulauan Riau (Kepri) termasuk salah satu provinsi yang mendapat perhatian khusus dari Badan Nasional Pengelolaan Pembatasan (BNPP). Dalam rencana BNPP, kabupaten/kota Natuna khususnya kecamatan pulau Laut sebagai salah wilayah perbatasan akan mendapatkan dana sebesar RP 170 miliar pada 2012 mendatang.
“Menurut rencana kita akan salurkan dana sebesar Rp 170 miliar untuk tangani masalah kelautan di kecamatan pulau Laut tahun 2012 mendatang,” ungkap anggota DPD wilayah pemilihan Kepri, Hardi Selamat Hood, Rabu (13/4).
Hardi juga menjelaskan bahwa, selain dibunakan untukmengadakan bimbingan teknis bagi masyarakat di wilayah tersebut, dana tersebut juga akan digunakan untuk pengadaan armada laut guna menangani masalah kelautan yang sering terjadi di wilayah perbatasan belakangan ini.
Rencana tersebut dibenarkan oleh sekretaris Komisi I DPRD Kepri, Surya Makmur. Namun, Surya sendiri tidak mengatakan peru ntukan dana tersebut hanya untuk Natuna. Dia hanya mengatakan bahwa Kepri memiliki 19 wilayah perbatasan.
“Untuk 2012 Kepri dapat dana sebesar Rp170 miliar untuk wilayah perbatasan. Kepri memiliki 19 wilayah perbatasan,” ungkap Surya.
Menurut Surya, berdasarkan Perm endagri No 2 tahun 2011 dan undang-undang No 43 tahun 2008 tentang wilayah Negara, setiap darah diamanhkan untuk membentuk Badan Pengelolaan Perbatasan Daerah (BPPD). Tujuan dari BPPD ini adalah melakukan percepatan pembangunan ekonomi di wilayah perbatasan dan menjaga kedalautan Negara Kesatuan Republik Ind onesia .
Namun, munculnya undang-undang dan Permendagri tersebut menyisakan sebuah pekerjaan rumah bagi anggota dewan dan pemerintah provinsi Kepri. Pasalnya, Kepri sendiri belum membentuk BPPD. Menurut Surya, BPPD hendaknya segera dibentuk sehingga bisa menangani masalah perbatasan sekaligus mengatur dana yang dikucurkan untuk tujuan tersebut.
“Rencananya 2012 ini akan dikucurkan dana dari BNPP sebesarnya Rp 5,6 triliun. Saya berharap DPRD dan Pemprov bisa cepat membentuk Perda tentang perbatasan dan membentuk BPPD agar bisa mengantisipasi kucuran dana itu,” terang Surya kepada wartawan.
sumber tribunnews
Selasa, 03 Mei 2011
Gubernur Kepri Lepaskan 12.500 Ekor Penyu Di Anambas
Pantai Melang, lokasi pelepasan penyu tersebut memiliki panjangnya mencapai 8 kilometer. Dengan lokasi pantai yang panjang dan pasir yang putih, lanjut Sani, pantai ini lebih indah dari Pantai Kuta, Bali. Akan hadir dalam acara pelepasan itu Ketua DPRD Kepri Ir Nur Syafriadi, Danlantamal IV Tanjungpinang Laksmana Muda Djoko Teguh, Sekretaris Daerah Provinsi Kepri Suhajar Diantoro, Bupati Anambas dan sejumlah masyarakat.
Penyu yang akan dilepas ke laut, mencapai 12.500 ekor. Kegiatan ini menjadi bagian dari kepedulian pemerintah dalam upaya menjaga keseimbangan alam. Sani berharap, penyu yang dilepas terus berkembang biak, sehingga ekosistem terjaga dengan baik.
Menurut Sani, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi lebih dari 10 persen, sektor pariwisata menjadi salah satu andalan Kepri. Potensi wisata di Kabupaten Kepulauan Anamabas semakin besar dengan keberadaan Pulau Bawah, yang kini banyak diincar sebagai tujuan wisata baru. Jika sudah berkembang, diperkirakan banyak wisatawan yang akan berkunjung ke kabupaten ini.
Hanya saja, yang menjadi persoalan adalah transportasi saat musim utara dan barat tiba. Mengenai masalah ini, jelas Sani, pihaknya akan membangun lapangan terbang di Letung, Jemaja. Pembangunan ini akan memudahkan siapapun yang akan berkunjung ke Jemaja. Selain itu, kapal-kapal yatch diperkirakan akan singgah ke Pulau Bawah dan Jemaja. Kapal-kapal besar pun akan diusahakan memiliki rute ke situ.
sumber tribunnews
Penyu yang akan dilepas ke laut, mencapai 12.500 ekor. Kegiatan ini menjadi bagian dari kepedulian pemerintah dalam upaya menjaga keseimbangan alam. Sani berharap, penyu yang dilepas terus berkembang biak, sehingga ekosistem terjaga dengan baik.
Menurut Sani, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi lebih dari 10 persen, sektor pariwisata menjadi salah satu andalan Kepri. Potensi wisata di Kabupaten Kepulauan Anamabas semakin besar dengan keberadaan Pulau Bawah, yang kini banyak diincar sebagai tujuan wisata baru. Jika sudah berkembang, diperkirakan banyak wisatawan yang akan berkunjung ke kabupaten ini.
Hanya saja, yang menjadi persoalan adalah transportasi saat musim utara dan barat tiba. Mengenai masalah ini, jelas Sani, pihaknya akan membangun lapangan terbang di Letung, Jemaja. Pembangunan ini akan memudahkan siapapun yang akan berkunjung ke Jemaja. Selain itu, kapal-kapal yatch diperkirakan akan singgah ke Pulau Bawah dan Jemaja. Kapal-kapal besar pun akan diusahakan memiliki rute ke situ.
sumber tribunnews
Tenun Cual Dari Anambas
Bupati Kepulauan Anambas Tengku Mukhtarudin meluncurkan kembali kain motif Cual yang hampir punah. khas Siantan (sekarang Anambas) itu pada penyelenggaraan Seleksi Tilawatil Quran (STQ) IV tingkat Provinsi Kepri, di Tarempa, Sabtu, yang berlangsung hingga Kamis (5/5).
Kain motif Cual diperagakan beberapa model remaja putri dan menjadi cendera mata untuk Gubernur Muhammad Sani, dan bupati serta wali kota se-Kepri. Kain Cual ditenun pertama kali tahun 1863 oleh Hj Halimah di Kampung Teluk Encau (sekarang Kecamatan Siantan Timur).
Alat tenun Cual pertama didatangkan dari Sambas, Kalimantan Barat dan bahan baku pewarnanya berasal dari kayu samak, benang kain dari kapas, bahan benang dari benang belacu, dan benang emas pun dulu didatangkan dari Sambas.
Dewasa ini, Pemerintah Kabupaten Anambas menjadikan kain motif Cual untuk pakaian satuan kerja perangkat daerah pada setiap Kamis. Selain itu lima motif kain tersebut sedang dalam proses hak paten di Kementerian Kehakiman.
Kelima motif itu adalah Bunga Pucuk Rebung, Tudung Saji, Sampan Layar, Bulan Purnama dan Padang Terbakar. Menurut Nyonya Tajri, wakil Ketua Tim Penggerak Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Kepulauan Anambas, sekarang ini kain motif Cual dibuat di Palembang dan Pulau Jawa, sebab di Anambas belum ada alat tenun maupun batik cetak.
Pada zaman dahulu, kata dia, kain Cual dan tabir Cual merupakan busana kaum bangsawan.
Oleh karena itu, beberapa kain dijadikan cendera mata untuk pemimpin pemerintah provinsi, kabupaten dan kota yang hadir pada malam Ta'aruf STQ IV Kepri, kata Nyonya Tajri.
Di ruangan Dewan Kerajinan Nasional Kabupaten Anambas, kain motif Cual berupa produk tenun maupun "printing" dipamerkan. "Kami belum memasarkan ke luar, kecuali mempromosikan ke tingkat provinsi dan kabupaten serta kota seperti pada tadi malam," kata Nyonya Tajri, yang juga membidangi pemasaran dan promosi pada Dekranasda Kepulauan Anambas
STQ IV Kepri di Tarempa, ibu kota Kabupaten Anambas diikuti sekitar 1.750 orang kafilah dari Kabupaten Kepulauan Anambas, Bintan, Lingga, Karimun, Natuna, serta Kota Batam dan Tanjungpinang.
Bupati Mukhtarudin mengajak kafilah mengunjungi beberapa pulau yang perairan dan pasir pantai Kepulauan Anambas. Pada Sabtu pagi, para kafilah melaksanakan pawai dan mempertunjukkan "marching band", beberapa kesenian Islami, hingga sepeda ontel dan sepeda jangkung.(antara)
Kain motif Cual diperagakan beberapa model remaja putri dan menjadi cendera mata untuk Gubernur Muhammad Sani, dan bupati serta wali kota se-Kepri. Kain Cual ditenun pertama kali tahun 1863 oleh Hj Halimah di Kampung Teluk Encau (sekarang Kecamatan Siantan Timur).
Alat tenun Cual pertama didatangkan dari Sambas, Kalimantan Barat dan bahan baku pewarnanya berasal dari kayu samak, benang kain dari kapas, bahan benang dari benang belacu, dan benang emas pun dulu didatangkan dari Sambas.
Dewasa ini, Pemerintah Kabupaten Anambas menjadikan kain motif Cual untuk pakaian satuan kerja perangkat daerah pada setiap Kamis. Selain itu lima motif kain tersebut sedang dalam proses hak paten di Kementerian Kehakiman.
Kelima motif itu adalah Bunga Pucuk Rebung, Tudung Saji, Sampan Layar, Bulan Purnama dan Padang Terbakar. Menurut Nyonya Tajri, wakil Ketua Tim Penggerak Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Kepulauan Anambas, sekarang ini kain motif Cual dibuat di Palembang dan Pulau Jawa, sebab di Anambas belum ada alat tenun maupun batik cetak.
Pada zaman dahulu, kata dia, kain Cual dan tabir Cual merupakan busana kaum bangsawan.
Oleh karena itu, beberapa kain dijadikan cendera mata untuk pemimpin pemerintah provinsi, kabupaten dan kota yang hadir pada malam Ta'aruf STQ IV Kepri, kata Nyonya Tajri.
Di ruangan Dewan Kerajinan Nasional Kabupaten Anambas, kain motif Cual berupa produk tenun maupun "printing" dipamerkan. "Kami belum memasarkan ke luar, kecuali mempromosikan ke tingkat provinsi dan kabupaten serta kota seperti pada tadi malam," kata Nyonya Tajri, yang juga membidangi pemasaran dan promosi pada Dekranasda Kepulauan Anambas
STQ IV Kepri di Tarempa, ibu kota Kabupaten Anambas diikuti sekitar 1.750 orang kafilah dari Kabupaten Kepulauan Anambas, Bintan, Lingga, Karimun, Natuna, serta Kota Batam dan Tanjungpinang.
Bupati Mukhtarudin mengajak kafilah mengunjungi beberapa pulau yang perairan dan pasir pantai Kepulauan Anambas. Pada Sabtu pagi, para kafilah melaksanakan pawai dan mempertunjukkan "marching band", beberapa kesenian Islami, hingga sepeda ontel dan sepeda jangkung.(antara)
Senin, 02 Mei 2011
Perdagangan Penyu di Kepri Masih Marak
Perdagangan telur dan daging penyu masih marak di Kepulauan Riau. Salah satu jalur perdagangan yang volumenya besar diduga kuat melalui Kalimantan Barat untuk dikirim ke Malaysia. Populasi satwa langka yang dilindungi hukum itu pun dari tahun ke tahun terus merosot.
Jasman (45), anggota kelompok masyarakat konservasi penyu laut di Pulau Mangkai, Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau (Kepri), Senin (2/5/2011), menyatakan, populasi penyu terus anjlok. Salah satu indikatornya adalah berkurangnya jumlah penyu yang bertelur setiap tahunnya di habitat bertelur penyu di Kepulauan Anambas seperti Pulau Mangkai, Pahat, dan Durai.
Sebelum tahun 1990-an, setiap musim bertelur mulai Juli sampai dengan September, rata-rata 40 ekor penyu bertelur di pantai tersebut per malam. Kemudian, jumlahnya berangsur-angsur merosot. Kini, penyu yang bertelur paling banyak lima ekor per malam. Bahkan tak jarang nihil sama sekali.
Kepala Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pontianak, Bambang Nugroho, menyatakan, anjloknya populasi penyu salah satunya disebabkan masih maraknya perdagangan telur penyu dan daging penyu. Jalur perdagangan yang volumenya tinggi adalah melalui Kalimantan Barat untuk diselundupkan ke Malaysia.
Kasus terakhir yang terungkap adalah penyelundupan 3.405 telur penyu menggunakan truk di daerah perbatasan di Jagoibabang, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, Jumat (16/4/2011) malam. Telur penyu dikemas dalam enam kardus dan ditaruh di bawah tumpukan mangga muda di bak truk.
Rencananya, telur penyu itu akan dibawa ke Serikin, Malaysia, untuk dikonsumsi. Penyelundupan digagalkan oleh petugas Pos Pengawasan PSDKP dan Pos Libas 641 Beruang saat melakukan operasi rutin di daerah perbatasan.
Dari hasil pemeriksaan sementara, Bambang melanjutkan, diduga kuat telur penyu berasal dari Kepri yang dibawa menggunakan kapal ke Pelabuhan Pemangkat, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Telur penyu kemudian di angkut menggunakan truk ke Jagoibabang.
"Pengawasan penyelundupan telur dan daging penyu ke Malaysia memang agak sulit dilakukan karena banyak nya jalur tikus di Kalimantan Barat," kata Bambang.
Di samping penyelundupan ke Malaysia, perdagangan telur penyu juga masih berlangsung di Kepri. Salah satunya di Pasar Baru di Kota Tanjung Pinang yang dilakukan secara terang-terangan.
Gubernur Kepri Muhammad Sani di Kepulauan Anambas mengakui, perdagangan telur dan daging penyu masih terjadi. Namun volumenya d isebut mengecil seiring meningkatnya pengamanan aparat di jalur-jalur perdagangan.
Upaya pelestarian penyu oleh Pemerintah Provinsi Kepri, menurut Sani, mulai dilakukan dengan cara penangkaran. Pada tahap awal, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepri telah membentuk tiga kelompok masyarakat konservasi penyu laut di Pulau Mangkai di Kepulauan Anambas.
Target awal, 12.500 ekor penyu laut hasil penangkaran akan dilepas. Rencana pelepasannya, 5.000 ekor di Pulau Mangkai dan Sekatung, 5.000 ekor di Pulau Senoa, dan 2.500 ekor di Pulau Karimun.
Berdasarkan situs Wikipedia, di dunia saat ini hanya ada tujuh jenis penyu yang masih bertahan, yakni penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu Kemp's ridley (Lepidochelys kempi), penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu pipih (Natator depressus), dan penyu tempayan (Caretta caretta).
Kecuali penyu Kemp's ridley, semua jenis penyu tercatat pernah ditemukan di perairan Indonesia. Akibat perburuan manusia dan faktor alam, penyu terancam penuh sehingga satwa itu dilindungi hukum Indonesia maupun hukum internasional.
sumber kompas
Jasman (45), anggota kelompok masyarakat konservasi penyu laut di Pulau Mangkai, Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau (Kepri), Senin (2/5/2011), menyatakan, populasi penyu terus anjlok. Salah satu indikatornya adalah berkurangnya jumlah penyu yang bertelur setiap tahunnya di habitat bertelur penyu di Kepulauan Anambas seperti Pulau Mangkai, Pahat, dan Durai.
Sebelum tahun 1990-an, setiap musim bertelur mulai Juli sampai dengan September, rata-rata 40 ekor penyu bertelur di pantai tersebut per malam. Kemudian, jumlahnya berangsur-angsur merosot. Kini, penyu yang bertelur paling banyak lima ekor per malam. Bahkan tak jarang nihil sama sekali.
Kepala Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pontianak, Bambang Nugroho, menyatakan, anjloknya populasi penyu salah satunya disebabkan masih maraknya perdagangan telur penyu dan daging penyu. Jalur perdagangan yang volumenya tinggi adalah melalui Kalimantan Barat untuk diselundupkan ke Malaysia.
Kasus terakhir yang terungkap adalah penyelundupan 3.405 telur penyu menggunakan truk di daerah perbatasan di Jagoibabang, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, Jumat (16/4/2011) malam. Telur penyu dikemas dalam enam kardus dan ditaruh di bawah tumpukan mangga muda di bak truk.
Rencananya, telur penyu itu akan dibawa ke Serikin, Malaysia, untuk dikonsumsi. Penyelundupan digagalkan oleh petugas Pos Pengawasan PSDKP dan Pos Libas 641 Beruang saat melakukan operasi rutin di daerah perbatasan.
Dari hasil pemeriksaan sementara, Bambang melanjutkan, diduga kuat telur penyu berasal dari Kepri yang dibawa menggunakan kapal ke Pelabuhan Pemangkat, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Telur penyu kemudian di angkut menggunakan truk ke Jagoibabang.
"Pengawasan penyelundupan telur dan daging penyu ke Malaysia memang agak sulit dilakukan karena banyak nya jalur tikus di Kalimantan Barat," kata Bambang.
Di samping penyelundupan ke Malaysia, perdagangan telur penyu juga masih berlangsung di Kepri. Salah satunya di Pasar Baru di Kota Tanjung Pinang yang dilakukan secara terang-terangan.
Gubernur Kepri Muhammad Sani di Kepulauan Anambas mengakui, perdagangan telur dan daging penyu masih terjadi. Namun volumenya d isebut mengecil seiring meningkatnya pengamanan aparat di jalur-jalur perdagangan.
Upaya pelestarian penyu oleh Pemerintah Provinsi Kepri, menurut Sani, mulai dilakukan dengan cara penangkaran. Pada tahap awal, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepri telah membentuk tiga kelompok masyarakat konservasi penyu laut di Pulau Mangkai di Kepulauan Anambas.
Target awal, 12.500 ekor penyu laut hasil penangkaran akan dilepas. Rencana pelepasannya, 5.000 ekor di Pulau Mangkai dan Sekatung, 5.000 ekor di Pulau Senoa, dan 2.500 ekor di Pulau Karimun.
Berdasarkan situs Wikipedia, di dunia saat ini hanya ada tujuh jenis penyu yang masih bertahan, yakni penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu Kemp's ridley (Lepidochelys kempi), penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu pipih (Natator depressus), dan penyu tempayan (Caretta caretta).
Kecuali penyu Kemp's ridley, semua jenis penyu tercatat pernah ditemukan di perairan Indonesia. Akibat perburuan manusia dan faktor alam, penyu terancam penuh sehingga satwa itu dilindungi hukum Indonesia maupun hukum internasional.
sumber kompas
Minggu, 01 Mei 2011
Jalan Batu Hitam Segera Dibangun Drainase
alan Batu Hitam di Kelurahan Ranai Kota akan segera dibangun drainase. Ini dilakukan untuk mengatasi banjir yang sering terjadi di kawasan itu. Besarnya dana yang dihabiskan untuk pembangunan tersebut sebesar Rp88 juta. Camat Bunguran Timur Kabupaten Natuna Jarmin yang ditemui kemarin mengatakan, pembangunan drainase itu akan dilakukan tahun ini. " Pembangunannya akan dilaksanakan oleh dinas pekerjaan umum (PU)," ujar Jarmin. Menurut Jarmin, kondisi jalan di Batu Hitam ranai memang sudah sangat memprihatinkan. Apalagi saat hujan turun, badan jalan selalu digenangi air, sehingga mengganggu pengguna jalan.
" Sebenar proyek ini sudah sering kita usulkan tapi baru sekarang bisa direalisasikan. Dengan adanya pembangunan drainase ini setidaknya bisa membuat kondisi jalan menjadi semakin baik sehingga ketika hujan tidak lagi digenangi air," jelasnya.
Jarmin berharap, kedepan pemerintah daerah lebih jeli lagi dalam merealisasikan pembangunan yang diusulkan oleh masyarakat, terlebih usulan yang bersifat mendesak dan harus segera tindaklanjuti.
Dengan adanya percepatan pembangunan maka daerah ini diyakini akan terus maju dan berkembang. " Masih banyak jalan utama di wilayah kita yang belum memiliki saluran air dan tahun ini sudah dianggarkan, " katanya.(cw37)
sumber haluankepri
" Sebenar proyek ini sudah sering kita usulkan tapi baru sekarang bisa direalisasikan. Dengan adanya pembangunan drainase ini setidaknya bisa membuat kondisi jalan menjadi semakin baik sehingga ketika hujan tidak lagi digenangi air," jelasnya.
Jarmin berharap, kedepan pemerintah daerah lebih jeli lagi dalam merealisasikan pembangunan yang diusulkan oleh masyarakat, terlebih usulan yang bersifat mendesak dan harus segera tindaklanjuti.
Dengan adanya percepatan pembangunan maka daerah ini diyakini akan terus maju dan berkembang. " Masih banyak jalan utama di wilayah kita yang belum memiliki saluran air dan tahun ini sudah dianggarkan, " katanya.(cw37)
sumber haluankepri
Empat Pemuda Natuna Ikuti Jambore
Sebanyak 4 pemuda Natuna dinyatakan lolos seleksi mengikuti Jambore Pemuda Indonesi (JPI) Kepri. Keempat pemuda itu masing-masing Hairul Rubadri, SE dari Kecamatan Bunguran Barat, Khairunisak dari Kecamatan Midai, Joko Setiyohadi dan Eni Liana dari Kecamatan Bunguran Timur.
Sebelumnya jumlah peserta yang mengikuti seleksi JPI sebanyak 6 orang. Namun setelah dites ternyata hanya empat orang yang lolos. Panitia seleksi terdiri dari PPMI (Purna Prakarya Muda Indonesia) Natuna, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Natuna serta KNPI Natuna.
" Mereka akan kita kirim ke provinsi pada tanggal 22 Mei mendatang. Di sana mereka akan digembleng supaya menjadi lebih baik lagi" ujar Ketua DPC PPMI Natuna Syuparman, Selasa (26/4).
Ia juga menyebutkan, dalam meloloskan keempat pemuda itu tes seleksi yang dilakukan berupa tes tertulis, tes kecakapan, wawancara tentang pengetahuan umum seputar Kabupaten Natuna. Tes tersebut sengaja dilakukan untuk mencari peserta yang benar-benar berbakat dan memiliki keterampilan yang cukup.
" Nantinya keempat pemuda yang lolos ini akan mengikuti JPI di empat wilayah seperti DKI Jakarta, Maluku, Kalimantan Tengah dan Nusa Tenggara Barat. Namun sebelumnya mereka akan mengikuti JPI di Tanjungpinang, " katanya.
Syuparman berharap kedepan peserta yang ikut seleksi jauh lebih banyak dari tahun ini. Dengan banyaknya peserta, maka seleksi yang dilaksanakan tentu akan lebih ketat lagi. Begitu juga peserta yang terpilih adalah mereka yang benar-benar berkompeten dalam hal wawasan dan ilmu pengetahuan.
" mudah-mudahan dalam pelaksanaan Jambore nanti, peserta dari Natuna menjadi yang terbaik dari kabupaten lainnya" harapnya. (cw37)
sumber : haluankepri
Sebelumnya jumlah peserta yang mengikuti seleksi JPI sebanyak 6 orang. Namun setelah dites ternyata hanya empat orang yang lolos. Panitia seleksi terdiri dari PPMI (Purna Prakarya Muda Indonesia) Natuna, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Natuna serta KNPI Natuna.
" Mereka akan kita kirim ke provinsi pada tanggal 22 Mei mendatang. Di sana mereka akan digembleng supaya menjadi lebih baik lagi" ujar Ketua DPC PPMI Natuna Syuparman, Selasa (26/4).
Ia juga menyebutkan, dalam meloloskan keempat pemuda itu tes seleksi yang dilakukan berupa tes tertulis, tes kecakapan, wawancara tentang pengetahuan umum seputar Kabupaten Natuna. Tes tersebut sengaja dilakukan untuk mencari peserta yang benar-benar berbakat dan memiliki keterampilan yang cukup.
" Nantinya keempat pemuda yang lolos ini akan mengikuti JPI di empat wilayah seperti DKI Jakarta, Maluku, Kalimantan Tengah dan Nusa Tenggara Barat. Namun sebelumnya mereka akan mengikuti JPI di Tanjungpinang, " katanya.
Syuparman berharap kedepan peserta yang ikut seleksi jauh lebih banyak dari tahun ini. Dengan banyaknya peserta, maka seleksi yang dilaksanakan tentu akan lebih ketat lagi. Begitu juga peserta yang terpilih adalah mereka yang benar-benar berkompeten dalam hal wawasan dan ilmu pengetahuan.
" mudah-mudahan dalam pelaksanaan Jambore nanti, peserta dari Natuna menjadi yang terbaik dari kabupaten lainnya" harapnya. (cw37)
sumber : haluankepri
Langganan:
Postingan (Atom)